Tetap Bisa Hamil Meski Sperma Keluar Lagi dari Vagina

Setelah bercinta, wanita yang ingin cepat hamil biasanya mengangkat kedua kakinya ke atas untuk menghindari tumpahnya cairan sperma yang disemprotkan suami ke dalam vagina.Padahal, selama kualitas sel telur, sperma dan organ reproduksi pasangan suami istri baik dan istri dalam masa subur, maka cairan sperma yang keluar dari vagina setelah bercinta tak menghalangi terjadinya kehamilan. Mengapa demikian?


Ingin sembuh dari penyakit maag dengan tuntas dan tidak kambuh lagi? pelajari juga : cara menyembuhkan penyakit maag secara total


Banyak pasangan suami istri meyakini jika setelah bercinta cairan sperma yang ditumpahkan di dalam vagina keluar kembali, akan menghambat terjadinya kehamilan. Tak heran, banyak wanita yang sudah menikah lebih dari satu tahun dan rutin bercinta 3-4 kali seminggu namun belum juga hamil, kerap mengangkat kakinya ke atas setelah bercinta untuk menghindari keluarnya kembali cairan sperma yang disemprotkan ke dalam vagina. Banyak pasangan suami istri berharap dengan cara tersebut sperma akan langsung menuju saluran telur dan terjadi pembuahan, sehingga memperbesar kemungkinan untuk hamil.

Faktanya, perilaku mengangkat kaki ke atas untuk menghindari tumpahnya cairan sperma agar cepat hamil ini tidaklah benar. Menurut dr. Anton Darsono Wongso, SpAnd, dokter spesialis andrologi, secara alamiah saat terjadi hubungan intim, air mani (semen) yang disemprotkan suami saat ejakulasi ke dalam vagina akan didepositkan ke forniks posterior vagina.

Jika cairan sperma tersebut didepositkan saat sedang masa subur, maka sebagian besar sperma tersebut akan berkontak dengan cairan serviks (leher rahim). Di sini, sperma yang memiliki kualitas baik seperti bentuknya bagus, jumlahnya cukup, serta pergerakannya bagus otomatis akan di filter untuk masuk menuju ke arah saluran telur. Sebaliknya sperma yang memiliki kualitas jelek (bentuknya tidak sempurna, pergerakannya lambat, jumlahnya terlalu sedikit untuk membuahi) besar kemungkinan akan tertinggal di liang vagina.

Selanjutnya, dengan bantuan kontraksi otot-otot vagina maupun gaya gravitasi, sperma dengan kualitas jelek yang tertinggal di liang vagina ini akan keluar secara otomatis dari vagina. Dengan kondisi seperti ini, tentu saja tindakan mengangkat kedua kaki untuk menghindari tumpahan cairan sperma dari vagina setelah bercinta ini akan terasa sia-sia. Namun, selama sperma sang suami memiliki kualitas yang bagus (jumlah sperma yang cukup, gerak sperma yang gesit, serta bentuk sperma yang normal), tindakan mengangkat kedua kaki ke atas untuk menghindari tumpahnya sperma dari vagina setelah bercinta dengan suami tetap tidak akan menghalangi sperma tersebut untuk berenang menuju saluran telur dan bertemu dengan sel telur. Baca juga : pemberian makanan bergizi pada bayi

Kualitas Sperma Menentukan. Tak hanya sel telur dan organ kewanitaan yang berfungsi normal saja, untuk bisa hamil tentu saja istri harus didukung oleh suami yang memiliki kualitas sperma yang bagus. Bagus atau tidaknya kualitas sperma seorang suami ini sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti masalah ejakulasi, pemakaian obat-obatan, merokok, alkoholik, gangguan imunologik, kelainan letak testis, varicolele (kelainan pembuluh darah testis), infeksi saluran reproduksi, dan kelainan hormon. Beragam faktor ini akan membuat kualitas sperma pria menjadi kurang bagus.

Untuk mengukur kualitas sperma pasangan, tidak bisa dilakukan dengan kasat mata, melainkan harus dengan pemeriksaan makroskopis (pemeriksaan laboratorium). Jika dilihat dari segi jumlah, sperma pria sekitar 20 juta per milimeter. Biasanya sperma ini memiliki bentuk kepala yang agak lonjong, dan memiliki ekor yang panjang serta bergerak secara progresif (gerakan sperma yang maju dengan kecepatan tertentu untuk mencapai telur yang siap dibuahi). Nah, untuk memastikan suami tidak bermasalah dengan ketidaksuburan bisa dilihat dari bentuk, pergerakan, jumlah, serta isi dari sperma tersebut. Jika bentuknya tidak normal, pergerakannya lambat, serta jumlahnya kurang dari 5 juta per milimeter, serta isi dari sperma tersebut kosong maka bisa dipastikan sperma suami Anda akan sulit membuahi Sel telur.

Lebih Kompleks pada Wanita.
Berbeda dengan kaum pria yang masalah ketidaksuburannya biasanya bersumber dari Lebih Kompleks pada Wanita. Berbeda dengan kaum pria yang masalah ketidaksuburannya biasanya bersumber dari kualitas sperma, masalah ketidaksuburan yang dialami oleh pihak wanita jauh lebih kompleks dari sekadar sel telur. Masalah ketidaksuburan pada pihak wanita ini pertama kali bisa dilihat dari organ kandungannya

Menurut dr. Ardiansjah Dara, SpOG, M.Kges, dokter spesialis kandungan dan kebidanan, langkah pertama untuk bisa hamil adalah kondisi saluran tuba pada organ kewanitaan (saluran yang menyalurkan hasil pembuahan sel telur dan sperma menuju rahim) harus baik. Kedua, untuk bisa hamil ovarium harus memproduksi sel telur. Tak hanya itu, adanya kista, dan masalah pada indung telur, menjadi penyebab terjadinya ketidakseimbangan hormon kewanitaan. Dan jika hal itu dibiarkan berlarut-larut tanpa penanganan, beragam masalah ini tentu saja bisa berimbas pada ketidaksuburan. (IK)

Subscribe to receive free email updates: